Yakin jika pintar di akademik akan mudah masuk kerja????
Pertanyaan di atas selayaknya mendapat sebuah sambutan yang luar biasa karena hal tersebut adalah realita yang berkembang saat ini. Dimana setiap individu yang begitu serius dengan akademiknya lupa pada hal-hal yang sifatnya sosial. Mereka seakan terlena dengan akademiknya hanya lantaran ingin lulus kuliah dengan IPK Cumlaude dan tentunya terpilih sebagai “The Best Student”. Sebenarnya predikat tersebut sangat diinginkan oleh setiap individu yang berada dalam lingkungan akademis, namun predikat tersebut akan begitu saja sirna jika kita tidak memiliki soft skill dan hanya berfokus pada nilai akademis yang luar biasa fantastis.
Lalu, bagaimana kita mampu mengembangkan soft skill sementara kita terlalu asyik dengan nikmatnya mendapatkan nilai akademis yang super duper fantastis. Nilai akademis yang super duper fantastis tentunya didapat dengan hasil belajar yang sangat giat hingga terkadang individu yang seperti ini akan lupa pada tujuan hidup mereka. Mereka memang berada dalam lingkungan akademis yang menuntut setiap orang untuk belajar dengan giat dan mendapatkan hasil yang maksimal. Namun kita tetap harus mengingat jika soft skill sangat dibutuhkan untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Bukankah pekerjaan adalah hal terpenting yang sesungguhnya akan menjadi awal kita untuk menjalankan kehidupan?
Jika kita lupa akan bagian yang terpenting dalam hidup ini, seperti pekerjaaan. Lalu akan sperti apa kehidupan yang akan kita jalani setelah mendapatkan nilai yang sangat memuaskan di akademis. Jika dilihat secara kasat mata tentunya apa yang dipelajari selama berada dalam dunia perkuliahan tidaklah sesuai dengan apa yang harus kita terapkan dalam lingkungan kerja, kecuali jika kita bercita-cita menjadi pengajar, maka sudah selayaknya kita menempa diri untuk menjadi akademisi yang memang berkompeten dengan nilai-nilai akademis yang menunjang agar pihak dari universitas pun mengizinkan kita untuk menajdi staf pengajar.
Hal di atas adalah pengecualiaan jika kita menginginkan pekerjaan. Tentunya tidak semua orang tertarik pada dunia pendidikan atau ajar-mengajar, bagi mereka yang tertarik pada dunia lain yang sebenarnya tidak berkaitan dengan akademis tentu nilai akademis tidaklah akan menunjang karirnya karena apa yang dipelajari tidaklah sesuai dengan apa yang harus diterapkan dalam lingkungan kerja. Nah, satu hal yang menjadi kendala jika kita berada dalam posisi seperti yang dipaparkan sebelumnya. Bagaiman soft skill terasah jika kita hanya berfokus pada peningkatan nilai akademis setiap semesternya. Lagi pula saat ini, banyak para akademisi yang cerdas di masa kuliahnya namun sayangnya tak bersinar jika harus bekerja di suatu tempat. Kira-kira apa yang menjadi penyebab dari fenomena ini.
Salah satunya bisa disebabkan oleh kurangnya soft skill yang dimiliki oleh setiap individu akibat terlalu fokus pada dunia akademis. Ia menganggap akademis lebih penting dibandingkan pergaulan sosial atau berorganisasi. Pergaulan sosial dan organisasi adalah wadah yang mampu membantu kita untuk mengembangkan soft skill bukan hanya itu, bakat tersembunyi pun bisa jadi muncul jika kita bergaul dan berada dalam lingkungan organisasi yang terstruktur dan tentunya diisi oleh orang-orang yang berkompeten dan mampu di bidangnya. Itulah mengapa banyak orang yang setelah selesai mendapatkan gelar tiba-tiba terkejut dengan dunia kerja. Itu semua karena mereka terlalu asyik dengan akademis dan lupa pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya mampu membangun dan mengembangkan soft skill serta skill terpendam yang dimiliki.
Untuk menjadi seseeorang yang terbaik dalam bidang akademis sebenarnya bukanlah kesalahan, namun apa salahnya jika kita juga dapat mengatur waktu kita untuk bergaul dalam lingkungan sosial. Tidakkah lebih baik jika kita mengenal banyak orang? Banyak manfaat yang akan kita dapatkan jika kita mampu meningkatkan pergaulan sosial, kita akan banyak mengenal orang, belajar dari setiap pengalaman yang diceritakan oleh orang yang kita kenal apalagi jika kita bergaul dengan orang yang lebih tua, tentunya mereka akan punya banyak pengalaman menarik yang mampu menginspirasi kita dan tidak menutup kemungkinan ia akan memberikan pekerjaan pada kita karena kemampuan kita dalam bergaul yang mungkin ia hargai.
So, what’s your choice now?????
i choose to keep relationship and do best every time
BalasHapus