Minggu, 08 Mei 2011

Duit...Duit...Duit


Berhadapan dengan Tuhan pun “DUIT”
Siapa yang menyangka jika waktu ingin berhadapan dengan Tuhannya seseorang harus “membayar” setidaknya Rp. 1000. Seseorang pun terkejut ketika mengetahui hal ini. Jelas saja, Tuhan adalah Dzat yang utama dan tiada yang dapat menandingi-Nya. Setiap orang wajib percaya dan menjalankan segala apa yang diperintahkan oleh-Nya. Salah satu kewajiban kita adalah sholat. Pada saat seperti ini pun masih ada saja hal keduniawian yang mengelilinginya. Zaman memang semakin edan, tidak salah jika banyak kejadian atau fenomena aneh yang terjadi di dunia ini.
Sebenarnya tidak berusaha untuk mengaitkan itu semua dengan gejala alam ataupun lainnya, tapi hanya mencoba kembali melirik hal-hal yang belakangan mencuat ke permukaan. Memang jumlah dari pungutan liar atau pungli yang diambil tidak terlalu memberatkan, tapi jika dihitung setiap waktunya, orang yang beribadah harus membayar Rp. 1.000 untuk sekali sholat, maka jika 5 kali dalam sehari seseorang menyumbang Rp. 5.000 per hari. Satu orang menyumbangkan Rp. 5.000 dalam sehari, nah jika selama beribadah ada 20 orang setiap waktunya maka jumlah keseluruhan berkisar Rp. 100.000 per hari. Jika dikalkulasikan selama satu bulan, maka jumlah dari pungli tersebut berkisar Rp. 3.000.000. Wow…tak disangka ternyata jumlahnya melebihi gaji pegawai yang berstatus pegawai baru.
Setiap orang pasti akan terkejut dengan fenomena pungli di tempat ibadah ini, tetapi tidak begitu halnya dengan mereka yang sudah terbiasa melihat fenomena tersebut. Akankah fenomena pungli di rumah ibadah ini akan menjadi suatu kebiasaan yang pada akhirnya mengantarkan pada suatu situasi yang membudaya????
Melihat kondisi yang kian carut-marut mungkin saja hal tersebut akan berefek jangka panjang hingga menjadikan hal tersebut sebagai suatu budaya dimana setiap orang yang ingin menghadap Tuhan-Nya harus “membayar”. Dalam situasi yang gratisan saja, orang-orang seringkali bermalas-malasan menjalankan ibadah sholat apalagi jika harus membayar. Kondisi yang demikian ini akan memberikan efek yang buruk bagi mereka yang sedari awal sudah menomorduakan ibadah untuk Tuhan-Nya.
Bagi mereka yang memang senantiasa ingat akan ibadah pastinya tidak akan mengeluh dengan pungli, namun ada kalanya mereka akan merasa bingung karena tiada ruang lagi di dunia yang memberikan kebebasan untuk terhindar  dari manisnya  uang, uang, dan uang. Nah, dengan demikian sudah barang tentu setiap laki-laki yang seharusnya diwajibkan untuk beribadah ke masjid harus mengurungkan niatnya hanya karena uang. Tidak dipungkiri jika menyumbangkan sebagian dari apa yang kita miliki itu adalah suatu keharusan apalagi bagi mereka yang mampu. Hal itu bisa disebut sedekah, namun tidak juga dengan cara menyediakan bakul-bakul kecil atau kotak amal di setiap sudut tempat ibadah mulai dari toilet tempat berwudhu hingga tempat tersusunnya mukenah yang diatasnya disediakan bakul kecil yang berisi uang.
Cara di atas terlihat seakan memaksakan seseorang untuk menyumbangkan sebagian uang mereka. Sebagai contoh apabila seorang perempuan yang ingin sholat terlupa membawa mukenahnya. Tentu saja, ia akan meminjam salah satu dari tumpukan mukenah tersebut dan pastinya tak lupa untuk  “membayar” mukenah tersebut tepat di dalam bakul kecil. Kondisi ini terlihat sepeleh tapi jika dibiarkan akan menghadirkan stigma negatif dari setiap orang yang ingin beribadah. Mereka tentu berpikiran, haruskah membayar jika aku ingin menghadap Tuhan ku???
Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam berbagai sudut kehidupan, uang memanglah sangat penting. Tanpa uang seseorang tidak akan mampu menjalani kehidupannya. Fenomena di atas sudah mewakili betapa uang itu sangat berperan vital dalam kehidupan. Tak ayal, banyak orang rela melakukan apa saja baik halal ataupun haram hanya untuk uang. Lalu akankah uang menjadi sesuatu yang tidak berarti dalam kehidupan ini??????

Rabu, 04 Mei 2011

Fenomena Uang


Era globalisasi banyak menghadirkan polemik di kehidupan ini. Berbagai polemik muncul seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang kian canggih. Segala sesuatu seakan dipermudah dengan teknologi yang ada. Namun bukanlah itu yang menjadi kendala melainkan bagaimana kita mampu mendapatkan teknologi canggih tersebut, semuanya akan didapat dengan mudah hanya dengan persediaan finansial dari setiap individu yang ada. Ibaratnya jika menginginkan sesuatu haruslah diingat ada hal yang harus dipertukarkan. Semua pasti memahami sesuatu yang dimaksud, karena hal itu begitu erat dengan kehidupan manusia di dunia. Tanpa suatu yang spesial ini rasanya sulit untuk mendapatkan kebahagiaan dunia.
Tepat sekali jika ada yang mencoba menebak suatu yang special itu adalah UANG. Kata UANG yang hanya terdiri dari empat huruf namun sangat bermakna dalam penggunaannya. Setiap akan membeli barang yang dibutuhkan setiap orang membutuhkannya dan pasti akan dihabiskan untuk suatu yang bermakna baik itu barang atau lainnya.
Dalam jual-beli, salah satu syarat mutlak adanya jual-beli adalah adanya alat tukar yang mampu menjadi jaminan agar barang yang diinginkan dapat dimiliki. Setiap orang pun sudah sangat menyadari pentingnya uang dalam segi kehidupan. Di bidang apa pun, uang pasti selalu hadir menemani kehidupan manusia.
Dalam mengenyam bangku pendidikan pun, kita diperkenalkan dengan sebuah sistem administrasi. Sebelum memasuki dunia pendidikan dan mengenyam ilmu, hal utama yang dilakukan adalah membayar registrasinya dan tentu melibatkan uang. Selain itu, uang juga berfungsi dalam penanganan jasa baik itu jasa angkutan ataupun lainnya. Tak ada hal yang tak luput dari pandangan uang. Bisa dikatakan bahwa peredaran uang kian hari kian meningkat karena kebutuhan yang kian mendesak dan memungkinkan uang terus beredar setiap waktu bahkan detiknya.
Hal di atas hanyalah segelintir contoh manfaat uang dalam kehidupan, namun ada yang lebih fantastis dari sekedar sebagai pembayaran jasa, yakni mengenai keinginan seseorang untuk terbebas dari cengkraman hukum. Ketika seorang bersalah di mata hukum dan ingin terbebas dari cengkraman hukum tersebut, ia rela mempergunakan uang yang dimiliki untuk menyuap penegak hukum yang berwenang agar terbebas dari dakwaan hukum yang memberatkan dirinya.
Tidak hanya berhenti sampai di situ, keinginan seseorang untuk mendapatkan tahta dan kewenangan terkadang juga dilatarbelakangi urusan uang. Memang hal ini tidak cukup tersurat sehingga orang awam menganggap biasa saja jika ornag yang berpendidikan ingin mendapatkan kewenangan karena ia sendiri memang berkualitas. Namun di balik semua itu, tidakkah hal tersebut juga akan berujung pada keinginannya mendapatkan uang. Itu artinya kewenangan yang menjadi suatu ambisi adalah dasar untuk mendapatkan kekayaan yang melimpah.
Oleh karena itu, tak jarang setiap orang di dunia ini makin berkeinginan memperkaya diri dengan ilmu. Namun sayangnya semua ilmu yang dimiliki pada akhirnya seakan tak ternilai jika seseorang telah berada dalam kekayaan dan melimpahnya uang yang dimiliki bahkan itu akan membuatnya semakin rakus dan berhasrat besar untuk terus memperkaya diri dengan uang yang melimpah. Fenomena ini dapat dilihat, semakin banyak orang berpendidikan yang lupa diri sehingga segala uang yang bukan menjadi miliknya ia rampas dengan paksa tanpa diketahui orang lain. Namun setelah diusut kasusnya pun merebak di permukaan dan setiap mata pun meliriknya. Lalu masih mungkinkah orang menganggapnya sebagai seorang yang berpendidikan? Bisa jadi demikian, namun di sisi lain banyak juga komentar yang berpendapat jika ia adalah seorang yang terdidik untuk memperkaya diri dengan suatu yang bukanlah miliknya. 
Begitulah berbagai macam cara yang dilakukan setiap orang dalam memanfaatkan uang dan memandang makna uang, ada yang memang dalam bentuk positif namun adapula yang memanipulasinya menjadi sesuatu yang buruk. Harapannya setiap kita dapat menggunakan uang dengan semestinya dan sesuai dengan kegunaannya. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan dan menghilangkan jarak status sosial di dalam masyarakat. Makna uang akan lebih berarti jika setiap kita mampu memanfaatkannya untuk sesuatu yang bersifat positif, sebagai contoh dalam pendanaan tempat ibadah, menyantuni anak yatim, dsb.
Dengan demikian kita dapat merasakan jika setiap uang yang dimiliki akan sangat bermakna dan tentunya akan menjadi lebih berkah. Sesungguhnya setiap uang yang kita dapatkan hanyalah titipan dari Tuhan yang Maha Kuasa dan sudah selayaknya juga dipergunakan pada tempat-tempat yang baik. Sudah sepatutnya kita menyadari itu semua, uang bukanlah segalanya. Bagi mereka yang menjunjung harkat dan martabat diri tentu tak akan rela jika itu semua harus dibeli dengan uang. Uang hanyalah benda mati yang bisa menghidupkan orang-orang yang mati mata hatinya. Namun tidak bagi mereka yang benar-benar hidup dan membuka diri untuk menjadi sosok yang baik menurut mata hatinya.  

Catalan vs Blancos


Si Putih Andalkan Dewi Fortuna
Permainan bola selalu identik dengan dribbling indah dari setiap pemainnya, tidak hanya itu berkutat dalam hal dribbling saja, namun juga ada passing, shooting, corner kick, penalty, hingga tentunya aksi tackling yang pada akhirnya menyebabkan satu orang pemain tercederai. Situasi demikian pun yang kadang menambah adrenalin dari permainan sepak bola dimana ada yang tercederai dan si pencedera tak jarang harus mendapatkan hadiah kartu dari wasit. Segala intrik dari sepak bola begitu terlihat selama pertandingan berlangsung ±2x45 menit pertandingan. Semuanya tersaji dengan berbagai keunikan masing-masing tapi itulah sepak bola.
Berbicara seputar sepak bola tentu tak akan pernah lepas dari dua klub besar Spanyol, yakni Real Madrid dan Barcelona. Keduanya memang begitu termashyur bukan hanya di era ini saja namun sudah sedari dulunya jika kedua belah kubu adalah rival abadi. Setiap pertandingan antara keduanya digelar tak jarang semua pengamat sepak bola berbondong-bondong berkomentar jika Barcelona adalah seteru abadi Real Madrid atau sebaliknya. Laga antara keduanya memang cukup ditunggu-tunggu oleh semua para penikmat sepak bola khusunya mereka penggemar La Liga Spanyol.
Di La Liga Spanyol, pertemuan kedua klub ini lebih dikenal dengan laga El-Classio karena keduanya adalah tim yang selalu bertengger di papan atas klasemen liga. Terkadang Madrid yang berada di top-rank namun tak jarang Barcelona dapat mengambil singgasana top-rank dengan memenangkan laga melawan klub lainnya yang tergabung dalam La Liga.
Laga keduanya bisa dikatakan cukup menyita perhatian karena keduanya sama-sama memiliki nama besar, bukan hanya sekedar nama besar klub namun keduanya memiliki pemain dengan status bintang yang sudah tidak diragukan lagi. Di kubu Barcelona, siapa yang tak mengenal Lionel Messi yang selalu dilihat sebagai sosok Maradona karena kemampuannya yang begitu apik dalam mengolah si kulit bundar. Selain Messi, ada sejumlah nama yang juga cukup dikenal seperti; Iniesta, Villa, Xavi Hernandez, hingga pemain gaek Carles Puyol.  Mereka adalah penggawa setia dari kubu Barcelona yang kemudian berlaga di bawah komando Pep Guardiola yang notabenenya adalah mantan penggawa klub Catalan Barcelona.
Di kubu Real Madrid, siapa yang tak mengenal Cristiano Ronaldo. Sosoknya begitu terkenal setelah mendapatkan berbagai penghargaan kelas wahid di dunia persepakbolaan.  Dirinya pun akrab dikenal dengan panggilan CR7. Tidak hanya CR7, penggawa lainnya yang juga tak kalah populer adalah Kaka, Xabi Allonso, dan kipper terbaik Iker Cassilas. Segala pergerakan para penggawa Madrid tentu juga tidak ditukangi oleh sembarangan orang, dia-lah Jose Mourinho; pelatih terbaik dunia saat ini yang punya pengalaman kerja dengan segudang prestasi. Orang-orang mengenalnya dengan Special One.
Sayangnya, tak penting siapa yang dimiliki kedua tim dalam setiap laga melainkan bagaimana strategi dari kedua tim mampu mengantarkan mereka menjadi campiun. Saat ini, Madrid memang telah menjadi salah satu campiun dari Copa Del Rey atau yang lebih dikenal dengan nama Piala Raja. Tidak terlalu prestisius dibanding dengan Liga Spanyol namun setidak mereka mampu membuktikan bahwa mereka layak mendapatkan gelar tersebut setelah mengalahkan seteru abadinya, Barcelona di final dengan skor 1-0 dimana CR7-lah yang mampu mencetak gol di laga yang cukup sakral ini.
Dalam setiap pertemuannya di setiap laga, Madrid terlihat sangat cenderung defensif dan tak mampu mengembangkan permainan. Tradisi bermain dengan pola bertahan bukanlah alternatif yang harus dimainkan jika lawan yang dihadapi adalah Barcelona, perlu untuk mengembangkan pola permainan lebih offensive namun dengan pertahanan yang cukup karena mengingat Madrid adalah tim besar dan tentunya setiap pemain bintang akan meaningless jika harus bermain dengan pola defensive.
Banyak pengamat sepak bola beranggapan jika Madrid bertemu Barcelona, Madrid seakan kehilangan ritme-nya sendiri cenderung diatur oleh ritme permainan Barcelona sehingga tak ayal hal tersebut beresiko pada keutuhan dari tim sendiri. Madrid seakan hilang akal jika para pemain Barcelona telah menyarangkan gol ke gawang Cassilas.
Madrid terlihat seakan menjadi klub yang lemah dengan reputasi rendah jika berhadapan dengan tim sekelas Barcelona. Madrid seperti menerima seluruh kekalahan yang ada di depan mata dengan tangan terbuka, hal ini mentiratkan kepasrahan dengan hanya menunggu waktu keberuntungan tiba. Hal tersebut terlihat kala Madrid harus melawat ke Camp Nou, kandang Barcelona di lanjutan Liga Spanyol. Saat itu, Madrid menang dengan skor yang sangat telak yakni 5 gol tanpa balas ke gawang Madrid. Tak ayal ini menimbulkan berbagai stigma negatif bagi kubu Real Madird yang berjuluk Los Blancos. Dalam pertandingan tersebut kualitas tim raksasa Catalan Barcelona sangatlah dominan dibandingkan Real Madrid yang pemainnya banyak dihuni oleh pemain bintang.
Laga tersebut memang sudah lama namun tetap saja kekalahan tersebut sangat menyakitkan bagi kubu Madrid, si Putih yang punya nama yang sangat kaliber tiba-tiba harus merasakan kekalahan memalukan. Kekalahan tersebut memang telah mampu dibalas oleh Madrid melalui ajang Copa Del Rey dan meraih gelar campiun setelah puasa gelar selama 17 tahun. Kemenangan tersebut di harapkan mampu menjadi bekal untuk menghadapi Barcelona di laga penting lainnya, seperti Liga Champions.
Kasta tertinggi Liga Champions memang mempertemukan tim-tim hebat dari berbagai penjuru Eropa. Ketika laga antara Barcelona dan Madrid digelar, semua menduga jika Madrid yang akan jadi favorit karena Madrid bermain di kandangnya sendiri, Estadio Santiago Bernabeu. Sayangnya,  keberuntungan di Copa Del Rey tidak menyertai Madirid di laga ini. Madrid harus menanggung malu karena kalah atas skor 0-2 oleh Barcelona, kedua gol bersumber dari Lionel Messi.
Statistik pertandingan juga menunjukkan jika Barcelona lebih sering mengola si kulit bundar dari kaki ke kaki dengan perolehan 70% dan Madrid hanya 30%. Sungguh diluar dugaan, seharusnya Madrid mampu bermain dengan baik karena diuntungkan sebagai tuan rumah. Namun kenyataan yang terjadi, Madrid gagal menunjukkan permainan dari kaki ke kaki seperti yang diterapkan Barcelona dalam setiap pertandingannya.
Entah apa yang menjadi kendala bagi Madrid sehingga ketika harus menghadapi Barcelona harus menjadi tim yang kurang bersemangat. Madrid seakan bukanlah tim berkelas dengan segudang prestasi dan tak jarang para fans pun akan bertanya akan kesolidan tim sendiri. Pemain yang berstatus bintang seakan hanya pelengkap dari tim ini jika berhadapan dengan Barcelona. Dengan kenyataan ini, semua pun mungkin menduga jika kemenangan Madrid atas Barcelona hanyalah keberuntungan belaka. Apakah halnya demikian?????


*sebuah catatan kekecewaan dari seorang fan fanatic dari penggawa Madrid, CR7.

Minggu, 10 April 2011

qualified education?


The Expensive Education; a Qualified Education which No-Morality
The developing of world is so really sophisticates, everyone should can compete and be the best one. Every competition isn’t like a legal competition but how to win challenging. A victory is an obligation thing which is fulfilled to show ability in a challenging. That ability is gotten by a learning process where human become a better one, don’t know become known, it means education. Everyone have right to get a knowledge until government tries to show that mission with allocate education fund about 20% of APBN, but it only likes an assumption to give happiness for all of people who need knowledge in Indonesia. Actually, education is basis of knowledge, like: moral, social, and religion. Hence I choose two articles about moral education and expensive education.
I believe both of them have difference in content. I agree with Muliani that education is expensive and only for a “rich man” because based on reality when you apply to join in school, you should pay much money to get knowledge in that school which you want. For example; you should pay Rp. 700.000 for register in elementary school. Then, if you want to join in junior high school, senior high school, and university, you should pay more than Rp. 700.000 because cost of every level in education gets increasing. Not only in every level of education but you should see that if you want to join in international standard school, it means you want to pay more than Rp. 1.000.000. On fact, that school is public school which is conducted by government. It means school seems like a capitalism project in Indonesia right now.
According to Bachtiar Rifai, the function of education in school are personal developing and character building, cultural transmission, social integration, innovation, and pre-selection and pre-allocation employee. Could you see it happens in Indonesia now? I rely on his statement because main purpose of education is noble and based on morality.
 Based on that statement, I agree with Lewa Karma that not only teacher of PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) and religion teacher teach a moral thing but all of teacher should too. All of teacher should refine their skill in teaching. A whole of part in this country should contribute to create a real noble function of the school too. We know that school is a place to share knowledge between teacher and student. Students are iron stock and they are next generation to build brighter future for Indonesia.
Unfortunately, expensive cost of education likes “ghost” for every poor people who want to get knowledge. They are forced to cancel their desire to get knowledge in education system because they can’t pay cost of school. This condition indicates that everyone wants to get education is a rich one and if not; they should be ready become a looser who can’t take action in challenging the modern era. That is like; if you want to get qualified education must pay with expensive fee. That sentence so supports all dynamics in education. Hence this slogan, everyone is in a square, a poor man with his society and a rich man too. Not only this case, this country should prepares its self for all destruction will be happened in the future because less of education moral in Indonesia.
As final result, “Refinement of society only can be done by refinement education system first.” (Aristoteles). So, Education is one way to refine moral condition because every teacher knows how to teach good things and appreciate every time in life. It is so really needed for all insane who are in school age. They have right to get all, but it is more difficult because any difficult challenge too.  A free education is so needed by all of class in the society.  Hopefully, education isn’t only enjoyed by rich people who have much money but for all of people in isolated area who want to get knowledge. Hence, I hope there will be a free-school for all people based on moral in this country, Indonesia.